Advertisement
Langgam Pos - Pengambilan keputusan adalah proses yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pribadi maupun profesional. Setiap keputusan yang diambil akan memiliki dampak yang signifikan, tidak hanya pada saat ini tetapi juga di masa depan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil didukung oleh data yang akurat dan analisis yang mendalam.
Martin Starr, seorang ahli dalam bidang manajemen, mengelompokkan komponen pengambilan keputusan menjadi empat bagian utama. Berikut ini adalah penjelasan dari setiap komponen tersebut.
1. Penetapan Tujuan: Mengapa Keputusan Ini Diperlukan?
Langkah pertama dalam proses pengambilan keputusan adalah menetapkan tujuan. Pertanyaan utama yang harus diajukan adalah: "Untuk apa keputusan ini dibuat?" Tujuan yang jelas akan membantu menentukan arah keputusan dan memastikan bahwa keputusan tersebut sejalan dengan kemampuan untuk menjalankannya serta memahami dampak yang mungkin terjadi.
Contohnya, jika seseorang mempertimbangkan untuk membeli televisi, mereka mungkin memiliki berbagai alasan yang berbeda, seperti:
- Sebagai sarana hiburan di rumah.
- Agar keluarga lebih betah di rumah.
- Untuk menghindari menonton di rumah tetangga.
- Agar bisa menyaksikan pertandingan olahraga tertentu.
- Demi prestise atau status sosial.
Masing-masing alasan ini mencerminkan tujuan yang berbeda, dan memahami tujuan utama akan membantu dalam membuat keputusan yang lebih tepat.
2. Identifikasi Alternatif: Menemukan Jalan yang Berbeda untuk Mencapai Tujuan
Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi berbagai alternatif yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam proses ini, penting untuk mempertimbangkan berbagai opsi yang tersedia serta mengevaluasi dampak dari masing-masing alternatif.
Misalnya, jika tujuan membeli televisi adalah untuk menonton acara tertentu, mungkin ada alternatif lain yang lebih efisien atau lebih sesuai dengan kebutuhan, seperti menggunakan layanan streaming online. Penting untuk mempertimbangkan apakah pengeluaran untuk televisi sepadan dengan manfaat yang diperoleh.
3. Uncontrolable Events: Mengantisipasi Ketidakpastian
Dalam setiap proses pengambilan keputusan, ada faktor-faktor yang berada di luar kendali kita. Faktor-faktor ini disebut sebagai "uncontrollable events" atau peristiwa yang tidak dapat dikendalikan. Meskipun tidak mungkin untuk sepenuhnya menghindari ketidakpastian, penting untuk mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan tersebut dalam proses pengambilan keputusan.
Misalnya, seseorang mungkin membeli televisi untuk menonton acara tertentu, tetapi ada kemungkinan acara tersebut tidak jadi ditayangkan. Dengan memahami dan mengantisipasi ketidakpastian ini, kita dapat lebih siap untuk menghadapi situasi yang tidak terduga.
4. Sarana Mengukur Hasil: Menilai Keberhasilan Keputusan
Komponen terakhir dalam pengambilan keputusan adalah menetapkan alat ukur atau sarana untuk menilai apakah keputusan yang diambil berhasil atau tidak. Sarana ini harus bisa menghubungkan antara keputusan yang diambil dengan hasil yang dicapai.
Contohnya, jika tujuan membeli televisi adalah agar anak-anak lebih betah di rumah, maka alat ukur yang tepat adalah seberapa sering anak-anak menikmati hiburan di rumah dan seberapa jarang mereka keluar rumah. Jika hasilnya sesuai dengan harapan, maka keputusan tersebut bisa dianggap berhasil.
Kesimpulan
Proses pengambilan keputusan yang efektif memerlukan perencanaan yang matang dan pemahaman yang mendalam tentang tujuan, alternatif, ketidakpastian, dan alat ukur keberhasilan. Dengan memahami keempat komponen yang telah diidentifikasi oleh Martin Starr, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih informasional, yang pada akhirnya akan membawa hasil yang lebih optimal baik untuk saat ini maupun di masa depan.
1. Penetapan Tujuan: Mengapa Keputusan Ini Diperlukan?
Langkah pertama dalam proses pengambilan keputusan adalah menetapkan tujuan. Pertanyaan utama yang harus diajukan adalah: "Untuk apa keputusan ini dibuat?" Tujuan yang jelas akan membantu menentukan arah keputusan dan memastikan bahwa keputusan tersebut sejalan dengan kemampuan untuk menjalankannya serta memahami dampak yang mungkin terjadi.
Contohnya, jika seseorang mempertimbangkan untuk membeli televisi, mereka mungkin memiliki berbagai alasan yang berbeda, seperti:
- Sebagai sarana hiburan di rumah.
- Agar keluarga lebih betah di rumah.
- Untuk menghindari menonton di rumah tetangga.
- Agar bisa menyaksikan pertandingan olahraga tertentu.
- Demi prestise atau status sosial.
Masing-masing alasan ini mencerminkan tujuan yang berbeda, dan memahami tujuan utama akan membantu dalam membuat keputusan yang lebih tepat.
2. Identifikasi Alternatif: Menemukan Jalan yang Berbeda untuk Mencapai Tujuan
Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi berbagai alternatif yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam proses ini, penting untuk mempertimbangkan berbagai opsi yang tersedia serta mengevaluasi dampak dari masing-masing alternatif.
Misalnya, jika tujuan membeli televisi adalah untuk menonton acara tertentu, mungkin ada alternatif lain yang lebih efisien atau lebih sesuai dengan kebutuhan, seperti menggunakan layanan streaming online. Penting untuk mempertimbangkan apakah pengeluaran untuk televisi sepadan dengan manfaat yang diperoleh.
3. Uncontrolable Events: Mengantisipasi Ketidakpastian
Dalam setiap proses pengambilan keputusan, ada faktor-faktor yang berada di luar kendali kita. Faktor-faktor ini disebut sebagai "uncontrollable events" atau peristiwa yang tidak dapat dikendalikan. Meskipun tidak mungkin untuk sepenuhnya menghindari ketidakpastian, penting untuk mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan tersebut dalam proses pengambilan keputusan.
Misalnya, seseorang mungkin membeli televisi untuk menonton acara tertentu, tetapi ada kemungkinan acara tersebut tidak jadi ditayangkan. Dengan memahami dan mengantisipasi ketidakpastian ini, kita dapat lebih siap untuk menghadapi situasi yang tidak terduga.
4. Sarana Mengukur Hasil: Menilai Keberhasilan Keputusan
Komponen terakhir dalam pengambilan keputusan adalah menetapkan alat ukur atau sarana untuk menilai apakah keputusan yang diambil berhasil atau tidak. Sarana ini harus bisa menghubungkan antara keputusan yang diambil dengan hasil yang dicapai.
Contohnya, jika tujuan membeli televisi adalah agar anak-anak lebih betah di rumah, maka alat ukur yang tepat adalah seberapa sering anak-anak menikmati hiburan di rumah dan seberapa jarang mereka keluar rumah. Jika hasilnya sesuai dengan harapan, maka keputusan tersebut bisa dianggap berhasil.
Kesimpulan
Proses pengambilan keputusan yang efektif memerlukan perencanaan yang matang dan pemahaman yang mendalam tentang tujuan, alternatif, ketidakpastian, dan alat ukur keberhasilan. Dengan memahami keempat komponen yang telah diidentifikasi oleh Martin Starr, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih informasional, yang pada akhirnya akan membawa hasil yang lebih optimal baik untuk saat ini maupun di masa depan.
(*)