Advertisement
Langgam Pos - Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada Rabu, 21 Agustus 2024. Rupiah ditutup melemah sebesar 64 poin, berada di level Rp15.499,5 setelah sebelumnya sempat menguat di level Rp15.435,5. Pelemahan ini terjadi meskipun Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25%.
Menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, pergerakan rupiah diperkirakan akan fluktuatif dalam perdagangan hari berikutnya, dengan kemungkinan ditutup pada rentang Rp15.440 hingga Rp15.550. Keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang mengedepankan stabilitas, sambil mematok inflasi tahun 2024 pada kisaran 2,5% plus minus 1%.
BI juga mengingatkan tentang ketidakpastian global, terutama terkait ketegangan geopolitik dan prospek pertumbuhan ekonomi global yang masih mengkhawatirkan. Kondisi ini dapat menimbulkan risiko bagi pergerakan rupiah, meskipun ekonomi domestik Indonesia dinilai cukup kuat.
Dalam konteks global, laporan penggajian bulanan yang lemah di Amerika Serikat menjadi salah satu faktor yang memicu volatilitas di pasar, dengan para pelaku pasar bersiap menghadapi potensi guncangan lain dari data ekonomi yang akan dirilis. Sementara itu, pasar terus memantau pernyataan dari para pemimpin bank sentral dunia, termasuk The Fed dan Bank of Japan (BOJ), yang dapat memberikan petunjuk tentang kebijakan moneter di masa mendatang.
Sebelumnya, rupiah juga dibuka melemah pada awal perdagangan hari Rabu, mencerminkan ketidakpastian pasar terhadap keputusan Rapat Dewan Gubernur BI yang dinanti. Pelemahan ini terjadi di tengah spekulasi bahwa BI mungkin akan mengikuti tren global untuk menurunkan suku bunga guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sejak Agustus 2022, BI telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 275 basis poin untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas rupiah. Namun, ekspektasi pasar saat ini adalah bahwa BI mungkin akan mempertimbangkan penurunan suku bunga untuk memperkuat rupiah dan mendukung aktivitas ekonomi di dalam negeri.
(*)