Iklan

Sunday, August 4, 2024, August 04, 2024 WIB
Regional

Tugu Keris Sumenep: Monumental dan Tantangan Keindahan Kota

Baca Juga
Advertisement
Tugu Keris Sumenep: Monumental dan Tantangan Keindahan Kota


Langgam Pos - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur, tengah menggulirkan proyek ambisius dengan membangun sebuah tugu keris setinggi 17 meter. Tugu ini diperkirakan menelan anggaran sebesar Rp2,5 miliar. 

Proyek ini diharapkan menjadi simbol kekuatan dan identitas kota yang dikenal sebagai pusat pembuatan keris. Namun, di balik keindahan proyek ini, ada sejumlah tantangan yang perlu dihadapi untuk memastikan keindahan kota tetap terjaga.

Pembangunan Tugu Keris: Menguatkan Identitas Budaya

Pembangunan tugu keris ini merupakan langkah strategis Pemkab Sumenep untuk menguatkan citra kota sebagai pusat keris, yang telah diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menegaskan pentingnya proyek ini sebagai upaya untuk memperkuat identitas kota. 

“Karena itu, kami memandang perlu untuk menguatkan identitas Sumenep sebagai Kota Keris ini melalui pembangunan tugu keris,” ujar Fauzi dalam keterangan resmi yang disampaikan kepada media.

Tugu keris ini akan berlokasi di Desa Sendang, Kecamatan Pragaan. Pembangunan ini juga bertujuan sebagai bentuk apresiasi terhadap para empu keris yang telah menjaga kekayaan budaya lokal. UNESCO mengakui bahwa Sumenep memiliki empu keris terbanyak, yang sebagian besar berkumpul di Desa Aeng Tongtong, Kecamatan Saronggi. Saat ini, Dinas Pariwisata Kabupaten Sumenep mencatat terdapat 446 empu keris di kabupaten tersebut, terdiri dari 440 pria dan 6 wanita.

Tantangan di Kota Sumenep: Kerusakan Keindahan yang Terabaikan

Sementara pembangunan tugu keris tengah digalakkan, beberapa bagian kota Sumenep menunjukkan pemandangan yang kurang menyenangkan. Tim Langgam Pos melaporkan bahwa beberapa bagian kota, khususnya di sekitar area Alfamart yang bersebelahan dengan sungai, menunjukkan kerusakan yang dibiarkan. Pembatas jalan yang seharusnya menjadi penunjang keindahan kota malah dibiarkan rusak, sementara sungai yang ada dipenuhi sampah.

Kondisi ini mencerminkan masalah yang lebih luas dalam pengelolaan lingkungan di Sumenep. Kerusakan ini telah berlangsung lama, dan tampaknya Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumenep (DLH) belum mengambil langkah yang memadai untuk menangani masalah ini. Keberadaan sampah yang berserakan di sungai menciptakan kesan kumuh dan mengurangi estetika kota.

Pembuangan Sampah dan Keindahan Kota yang Terusik

Di bagian timur Kota Sumenep, tepatnya di dalam pagar Bandara Trunojoyo Sumenep, terdapat tempat pembuangan sampah sementara yang juga mengganggu keindahan lingkungan. Tempat pembuangan ini tidak dilengkapi dengan pembatas atau gedung, sehingga menciptakan pemandangan yang tidak sedap di mata, terutama bagi para petani yang bekerja di sekitar area persawahan.

Tempat pembuangan sampah ini menjadi lokasi baru setelah beberapa tempat pembuangan sebelumnya ditutup dan sebagian diubah menjadi taman kota. Meskipun pengelolaan taman kota telah mendapatkan pujian, pengelolaan sampah tampaknya tetap menjadi masalah yang belum terselesaikan. Warga Sumenep menyatakan kekhawatiran terhadap buruknya pengelolaan sampah dan keindahan kota yang semakin menurun.


Pertanyaan Besar tentang Pengelolaan Lingkungan

Masalah ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai efektivitas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumenep, Arif Susanto. Meskipun pengelolaan sampah dan keindahan kota menjadi tanggung jawab utamanya, kinerjanya yang dinilai kurang memuaskan menimbulkan keraguan di kalangan warga. Banyak yang bertanya-tanya mengapa Arif Susanto tetap dipertahankan dalam posisinya, mengingat minimnya prestasi dan pencapaian dalam mengelola keindahan kota.

Kepala DLH sepertinya tidak mengambil langkah signifikan untuk memperbaiki kondisi ini, meskipun ada banyak keluhan dan kritik dari masyarakat. Sementara itu, proyek pembangunan tugu keris yang monumental tetap berjalan, menambah kesan kontras antara upaya penguatan identitas budaya dan tantangan pengelolaan lingkungan yang harus diatasi.

Kesimpulan


Pembangunan tugu keris setinggi 17 meter oleh Pemkab Sumenep adalah langkah penting untuk memperkuat identitas kota sebagai pusat keris dan mendapatkan pengakuan internasional. Namun, di tengah kemegahan proyek tersebut, tantangan besar dalam pengelolaan lingkungan dan keindahan kota tidak boleh diabaikan. 

Pihak berwenang perlu segera menangani masalah kerusakan lingkungan dan pengelolaan sampah untuk memastikan bahwa kota Sumenep tidak hanya dikenal sebagai pusat keris, tetapi juga sebagai kota yang bersih dan indah.

Keberhasilan proyek tugu keris seharusnya menjadi dorongan untuk memperbaiki aspek-aspek lain dari kota, menciptakan harmoni antara warisan budaya dan kualitas hidup masyarakat.


(*)








Tags: sumenep, pemerintah kabupaten sumenep, pemkab sumenep, taman kota sumenep, tugu keris sumenep, dinas lingkungan hidup sumenep, pengelolaan lingkugan hidup sumenep, pengelolaan sampah di sumenep, tempat pembuangan sampah sumenep
close