Iklan

Tuesday, October 15, 2024, October 15, 2024 WIB
NewsRegional

Banyuwangi Perkuat Pengelolaan Sampah Berkelanjutan dengan 26 TPS3R

Baca Juga
Advertisement
Banyuwangi Perkuat Pengelolaan Sampah Berkelanjutan dengan 26 TPS3R

Langgampos.com - Banyuwangi terus melakukan berbagai upaya dalam pengelolaan sampah berkelanjutan guna menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi telah mengambil langkah-langkah strategis dengan membangun 26 Tempat Pengelolaan Sampah dengan konsep Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yang tersebar di berbagai kecamatan. TPS3R ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana pengelolaan sampah tetapi juga menjadi solusi inovatif dalam mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Salah satu TPS3R yang paling menonjol adalah TPS3R di Muncar yang berhasil meraih penghargaan sebagai TPS3R terbaik nasional. Pencapaian ini tidak lepas dari komitmen Pemkab Banyuwangi dalam mendorong pengelolaan sampah berbasis komunitas. Pemkab mengintegrasikan berbagai program persampahan mulai dari bank sampah hingga inovasi pengelolaan sampah yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan sektor swasta.

Regulasi dan Kebijakan Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah di Banyuwangi menjadi prioritas utama dalam agenda pembangunan daerah. Bupati Banyuwangi, Sugirah, menjelaskan bahwa Pemkab telah mengeluarkan sejumlah regulasi terkait pengelolaan sampah. “Kami telah membuat peraturan daerah, peraturan bupati, hingga Surat Edaran tentang pengelolaan sampah dan pengurangan penggunaan plastik,” ujar Sugirah. Salah satu langkah yang diambil adalah menjadikan pengelolaan sampah sebagai indikator penilaian dalam rapor desa. Kebijakan ini memberikan dampak langsung pada alokasi anggaran untuk masing-masing desa, sehingga mendorong setiap desa untuk lebih serius dalam menangani masalah sampah.

Pemkab Banyuwangi juga membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Persampahan, yang bertugas mengelola dan mengembangkan sistem persampahan di daerah tersebut. BLUD ini bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah Norwegia yang mendukung pembangunan TPS3R di Balak dan Tembokrejo. Kolaborasi lintas sektor ini menunjukkan keseriusan Banyuwangi dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Keberhasilan TPS3R di Banyuwangi


Dari 26 TPS3R yang sudah beroperasi, TPS3R Balak memiliki kapasitas pengolahan hingga 84 ton sampah per hari dan melayani lebih dari 55.000 rumah tangga. Sementara itu, TPS3R Muncar mampu mengelola sekitar 12-25 ton sampah setiap hari, dengan residu yang dibuang ke TPA hanya sekitar 2 ton per hari. Prestasi ini merupakan salah satu contoh bagaimana TPS3R berhasil mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke TPA, sehingga memperpanjang umur operasional TPA sekaligus mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Kolaborasi dengan organisasi nirlaba juga menjadi salah satu faktor kunci dalam keberhasilan pengelolaan sampah di Banyuwangi. Misalnya, kerja sama dengan Sungai Watch, sebuah LSM yang fokus pada penanganan sampah di sungai dan laut. Mereka telah memasang jaring penghalang di sejumlah titik untuk mencegah sampah plastik mencemari perairan. Pemerintah Norwegia juga memberikan dukungan dengan berencana membangun pabrik pengolahan sampah plastik low value, yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah plastik di wilayah tersebut.

Proyek STOP dan Inovasi Pengelolaan Sampah


Salah satu proyek yang turut membantu memperkuat pengelolaan sampah di Banyuwangi adalah Project STOP, yang berfokus pada pembangunan TPS3R di Kecamatan Muncar. Dua TPS3R yang dibangun melalui proyek ini adalah TPS3R Bio Mandiri Lestari di Desa Tembokrejo dan TPS3R Sidoayu di Desa Sumberberas. TPS3R Bio Mandiri Lestari memiliki kapasitas pengolahan 20 ton per hari dan melayani empat desa. Keberhasilan TPS3R ini diakui secara nasional, bahkan sampah plastik yang dikelolanya telah diekspor ke negara-negara seperti Austria, Kanada, dan Malaysia.

Tidak hanya mengurangi sampah, proyek ini juga memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru. TPS3R ini turut menjadi contoh bahwa pengelolaan sampah tidak hanya berkaitan dengan lingkungan, tetapi juga dengan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.

Di sisi lain, TPS3R Sidoayu di Desa Sumberberas memiliki kapasitas pengolahan yang lebih besar, yakni 25 ton per hari, dan melayani enam desa. Pemkab Banyuwangi juga memberikan dukungan dengan menyediakan sarana dan prasarana seperti kendaraan pengangkut sampah dan tempat sampah yang memadai untuk menunjang operasional TPS3R ini.

Rencana Pengembangan TPST dan TPA


Ke depan, Pemkab Banyuwangi merencanakan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo, yang diproyeksikan memiliki kapasitas 167 ton per hari. TPST ini akan melayani delapan kecamatan di wilayah selatan Banyuwangi. Selain itu, pembangunan TPST dan TPA Wongsorejo di wilayah utara juga akan dilakukan. TPST ini diperkirakan mampu menampung hingga 500 ton sampah per hari di lahan seluas 15 hektar. Pemkab berencana menggunakan sistem Refuse Derived Fuel (RDF) untuk mengurangi residu sampah di TPA, sehingga volume sampah yang masuk ke TPA dapat ditekan seminimal mungkin.

Upaya Pemkab Banyuwangi dalam mengelola sampah secara berkelanjutan melalui pembangunan TPS3R dan TPST menunjukkan komitmen yang kuat terhadap lingkungan. Melalui berbagai inovasi, regulasi, dan kerja sama dengan pihak swasta maupun LSM, Banyuwangi telah berhasil menciptakan sistem pengelolaan sampah yang efisien dan berdampak positif bagi masyarakat. Langkah ini tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat. Dengan terus melanjutkan program-program pengelolaan sampah yang berkelanjutan, Banyuwangi berpotensi menjadi contoh bagi daerah lain dalam menangani masalah sampah.


(*)

close