Advertisement
Langgampos.com - Kecanduan teknologi pada anak menjadi perhatian utama bagi banyak orang tua. Dengan semakin mudahnya akses anak-anak terhadap perangkat teknologi, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mengawasi penggunaan gadget anak dan menetapkan batas yang jelas. Menurut para ahli dari Departemen Pengembangan Anak di KK Women's and Children's Hospital (KKH), terlalu banyak terpapar teknologi dapat mengarah pada masalah kesehatan fisik dan mental anak.
Tanda-Tanda Kecanduan Teknologi pada Anak
Beberapa tanda yang menunjukkan anak mengalami kecanduan teknologi antara lain:
Agar anak tidak kecanduan teknologi, berikut enam langkah yang dapat diambil oleh orang tua dan pengasuh:
- Penggunaan yang berlebihan: Anak terus-menerus menggunakan perangkat elektronik hingga menarik diri dari lingkungan sosial.
- Tantrum saat dilarang: Anak sering meminta menggunakan gadget dan marah saat dilarang atau saat perangkat diambil.
- Meninggalkan rutinitas harian: Anak mulai menolak aktivitas seperti tidur atau makan, lebih memilih bermain dengan gadget.
- Keterlibatan yang berlebihan dengan karakter di permainan atau video: Anak terlalu fokus pada karakter di game atau video dan menghabiskan banyak waktu serta energi untuk memikirkannya.
Tips Mencegah Kecanduan Teknologi
Agar anak tidak kecanduan teknologi, berikut enam langkah yang dapat diambil oleh orang tua dan pengasuh:
- Batasi Waktu Penggunaan Gadget: Jangan biarkan anak menggunakan TV, komputer, atau ponsel lebih dari 30 menit dalam sekali waktu. Jumlah waktu keseluruhan juga harus sesuai dengan rekomendasi berdasarkan usia anak. Misalnya, menurut American Academy of Pediatrics, anak di bawah usia 2 tahun tidak boleh terpapar layar sama sekali, sementara anak usia 2 hingga 4 tahun hanya boleh maksimal satu jam sehari.
- Jadwalkan Aktivitas Lain: Pastikan anak memiliki waktu bermain fisik yang menyenangkan. Ini akan membantu anak belajar bahwa ada banyak cara lain untuk bersenang-senang tanpa menggunakan teknologi.
- Hindari Menempatkan Perangkat Elektronik di Kamar Anak: Batasi akses anak terhadap gadget dengan menjauhkan perangkat dari kamar tidur mereka. Setelah digunakan, pastikan gadget disimpan di tempat yang tidak mudah diakses.
- Ciptakan Zona Bebas Teknologi: Terapkan aturan bebas gadget pada waktu-waktu tertentu, seperti saat makan, mengerjakan PR, dan tidur. Anda juga dapat menetapkan zona bebas teknologi di rumah, seperti di ruang makan atau kamar tidur.
- Ajari Pentingnya Moderasi: Penting untuk mengajarkan anak tentang penggunaan teknologi secara bijak. Berikan pujian ketika anak menunjukkan pengendalian diri dalam menggunakan gadget dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
- Pantau Penggunaan dengan Aktif: Cobalah menggunakan gadget bersama anak sebagai kesempatan untuk berkomunikasi dan mengajarkan nilai-nilai keluarga. Ini juga dapat menjadi momen untuk memantau apa yang mereka lihat dan lakukan.
Dampak Buruk Penggunaan Teknologi yang Berlebihan
Menurut Dr. Arjandas Mahadev, Kepala dan Konsultan Senior dari Departemen Bedah Ortopedi Anak di KKH, terlalu banyak menggunakan gadget dapat memengaruhi perkembangan anak secara fisik dan mental. Beberapa risiko dari penggunaan gadget yang berlebihan meliputi:- Gangguan Konsentrasi: Anak yang terlalu sering menggunakan teknologi cenderung memiliki masalah perhatian dan memori jangka pendek.
- Obesitas: Kurangnya aktivitas fisik akibat terlalu lama duduk di depan layar dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang berlebih.
- Masalah Keterampilan Motorik Halus: Anak mungkin kurang terlatih dalam keterampilan motorik halus seperti menulis, karena lebih sering menggunakan jari mereka untuk mengetuk layar dibanding melakukan aktivitas seperti bermain dengan blok atau menggambar.
- Postur Bungkuk: Posisi tubuh yang salah saat menggunakan gadget dapat menyebabkan rasa sakit pada leher dan punggung. Dalam beberapa kasus, fisioterapi mungkin diperlukan untuk memperbaiki postur anak.
Kesimpulan
Memahami bahaya kecanduan teknologi pada anak penting untuk mencegah dampak negatifnya terhadap perkembangan anak. Dengan menerapkan batas waktu dan aktif terlibat dalam kegiatan anak, orang tua dapat membantu anak menggunakan teknologi secara bijak, seimbang dengan kegiatan fisik dan sosial lainnya.
(*)