Iklan

Admin
Saturday, October 19, 2024, October 19, 2024 WIB
Islami

Kenapa Kaki Ular Dicabut oleh Allah? Ini Alasannya

Baca Juga
Advertisement
Kenapa Kaki Ular Dicabut oleh Allah? Ini Alasannya


Langgampos.com - Dalam kehidupan ini, setiap kejadian memiliki hikmah yang dapat kita ambil sebagai pelajaran. Salah satunya adalah kisah tentang ular yang pada awalnya merupakan makhluk indah berkaki empat, namun kemudian Allah SWT mencabut kakinya dan menjadikannya melata. Kisah ini berkaitan dengan peristiwa besar yang terjadi di surga, yang melibatkan Iblis, Nabi Adam, dan Hawa. Dari kisah ini, kita dapat mengambil hikmah tentang kesetiaan, godaan, dan akibat dari perbuatan dosa.

Pada mulanya, ular adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang ditempatkan di surga bersama makhluk lainnya. Ular ini diciptakan dengan bentuk yang indah dan memiliki empat kaki. Namun, kehidupan damai di surga berubah setelah Iblis diusir oleh Allah karena keangkuhannya menolak sujud kepada Nabi Adam AS. Iblis yang dipenuhi dengan dendam, berusaha mencari cara untuk kembali ke surga dan menggoda Nabi Adam serta Siti Hawa agar melanggar perintah Allah.

Dalam usahanya untuk memasuki kembali surga, Iblis menghasut ular agar membantunya. Iblis memanfaatkan kelemahan ular, dan akhirnya ular setuju untuk membantu Iblis. Ular menyembunyikan Iblis di dalam mulutnya dan berhasil membawanya masuk ke dalam surga. Ini adalah awal dari ujian besar bagi Nabi Adam dan Siti Hawa. Iblis kemudian memanfaatkan kesempatan ini untuk menggoda mereka agar memakan buah terlarang yang sudah jelas dilarang oleh Allah.

Setelah tergoda oleh bujuk rayu Iblis, Nabi Adam dan Siti Hawa akhirnya memakan buah tersebut. Akibatnya, Allah SWT murka dan menurunkan mereka ke bumi sebagai hukuman atas ketidaktaatan mereka. Namun, bukan hanya mereka yang dihukum. Iblis, yang merupakan dalang dari semua ini, juga menerima kutukan dari Allah. Ia dilaknat dengan bentuk fisik yang buruk dan dijadikan makhluk terhina yang kelak menjadi musuh manusia sampai hari kiamat.

Begitu juga dengan ular. Sebagai bentuk hukuman atas pengkhianatannya yang membantu Iblis, Allah mencabut kaki-kaki ular dan menjadikannya makhluk yang melata di atas tanah. Hukuman ini tidak hanya menjadi pelajaran bagi ular, tetapi juga bagi kita sebagai manusia untuk selalu setia kepada Allah dan menjauhi godaan yang dapat menjauhkan kita dari jalan-Nya.

Ada banyak hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ini. Pertama, perbuatan dosa, sekecil apa pun, pasti memiliki konsekuensi. Ular, yang sebelumnya makhluk indah dan berkaki, harus menanggung akibat dari perbuatannya yang membantu Iblis. Kita diajarkan untuk selalu berhati-hati dalam bertindak dan mempertimbangkan akibat dari setiap keputusan yang kita buat.

Kedua, kisah ini mengingatkan kita akan bahayanya godaan Iblis. Iblis akan selalu mencari cara untuk menjauhkan manusia dari jalan kebenaran. Dalam kehidupan sehari-hari, godaan bisa datang dalam berbagai bentuk, baik itu melalui hawa nafsu, harta, kekuasaan, atau hal-hal lain yang tampaknya menarik tetapi justru bisa menjerumuskan kita ke dalam dosa.

Ketiga, kisah ini juga mengajarkan pentingnya kesetiaan dan keteguhan iman. Ular kehilangan kesetiaan kepada Allah dengan membantu Iblis, dan akibatnya ia harus menanggung hukuman seumur hidup. Ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa dalam menjalani kehidupan ini, kita harus tetap setia kepada Allah dan ajaran-Nya, meskipun godaan duniawi terkadang begitu kuat.

Dalam konteks kehidupan modern, kisah ini relevan untuk mengingatkan kita agar tidak mudah terpengaruh oleh bujuk rayu yang menyesatkan. Kita harus senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan etika yang diajarkan oleh Islam. Selain itu, kita harus waspada terhadap segala bentuk godaan yang bisa merusak iman dan merusak hubungan kita dengan Allah SWT.

Akhirnya, kisah ular, Nabi Adam, dan Iblis ini mengajarkan kita tentang pentingnya taat kepada Allah dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Karena pada akhirnya, setiap perbuatan memiliki akibatnya, dan hanya dengan mengikuti jalan Allah-lah kita akan selamat dari godaan dunia yang menyesatkan.

(*)
close