Advertisement
Langgampos.com - Dalam satu dekade pemerintahan Presiden Joko Widodo, tren inflasi berhasil dikelola dengan baik, sehingga tetap di bawah 5 persen. Keberhasilan ini turut meningkatkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja sang presiden. Lembaga survei Indikator Politik mencatat bahwa sekitar 75 persen masyarakat Indonesia merasa puas terhadap kinerja Jokowi menjelang akhir masa jabatannya pada tahun 2024.
Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik, memaparkan bahwa responden ditanya seputar tingkat kepuasan mereka terhadap kinerja Presiden Jokowi. Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat, sekitar 75 persen, mengaku puas. Di antara mereka, 15,04 persen merasa sangat puas, sementara 59,92 persen merasa cukup puas. Sebaliknya, ada 20,21 persen yang menyatakan kurang puas, dan hanya 4,23 persen yang mengaku tidak puas sama sekali. Sebagian kecil, sekitar 0,60 persen, tidak memberikan tanggapan.
Burhanuddin menekankan bahwa salah satu faktor utama yang memengaruhi tingkat kepuasan terhadap presiden adalah stabilitas inflasi. Inflasi yang terkendali dinilai sebagai salah satu keberhasilan penting dalam pemerintahan Jokowi, yang berdampak langsung pada kondisi ekonomi rakyat.
Sebagai perbandingan, Burhanuddin juga menyinggung tentang angka inflasi di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut data, inflasi rata-rata di era Jokowi lebih rendah dibandingkan dengan SBY. Pada periode pertama Jokowi memimpin, inflasi tercatat pada rata-rata 5,14 persen. Angka tersebut kemudian menurun menjadi rata-rata 2,84 persen pada periode kedua kepemimpinannya hingga 2024. Sementara itu, pada era SBY, inflasi rata-rata mencapai 9,90 persen di periode pertama dan 5,62 persen di periode keduanya.
Kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi sedikit mengalami fluktuasi di awal masa jabatannya. Burhanuddin menjelaskan bahwa saat Jokowi dilantik pada Oktober 2014, ia langsung mengambil keputusan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Langkah ini menyebabkan lonjakan inflasi yang cukup signifikan dan memengaruhi tingkat kepuasan publik. Meski demikian, Jokowi berhasil mengendalikan inflasi di tahun-tahun berikutnya, yang akhirnya meningkatkan kembali tingkat kepuasan masyarakat.
Dalam survei ini, periode pengambilan data dilakukan antara 22 hingga 29 September 2024, dengan melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak melalui metode multistage random sampling. Survei ini juga mencakup tambahan sampel dari 11 provinsi besar, termasuk Sumatra Utara, Riau, dan Lampung, dengan total margin of error sebesar 2,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Dengan keberhasilan menjaga inflasi tetap terkendali dan tingkat kepuasan masyarakat yang relatif tinggi, Jokowi meninggalkan warisan positif menjelang akhir masa pemerintahannya.
(*)