Iklan

Tuesday, December 3, 2024, December 03, 2024 WIB
Islami

Adab Membuang Hajat Menurut Ajaran Islam

Baca Juga
Advertisement
Adab Membuang Hajat Menurut Ajaran Islam



Langgampos.com - Dalam Islam, tata cara dan adab dalam setiap aktivitas sehari-hari, termasuk membuang hajat, memiliki pedoman yang jelas. Adab ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kebersihan jasmani, tetapi juga kesucian rohani serta penghormatan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Berikut adalah penjelasan mengenai adab membuang hajat yang sesuai dengan ajaran Islam.

1. Memilih Tempat yang Tepat

Saat membuang hajat di tempat terbuka, dianjurkan untuk memilih lokasi yang jauh dari pandangan orang lain demi menjaga aurat. Usahakan juga untuk menggunakan penutup atau penyekat jika memungkinkan. Hindari membuang hajat di jalur lintasan, genangan air yang tidak mengalir, atau di bawah pohon yang berbuah. Selain itu, tempat dengan hembusan angin yang kencang juga perlu dihindari untuk mencegah percikan najis.

Jika membuang hajat di dalam bangunan seperti kamar mandi, sebaiknya ruangan tersebut dibuat khusus untuk keperluan ini. Hal ini mendukung kebersihan dan kenyamanan.


2. Posisi yang Disarankan

Adab membuang hajat meliputi larangan untuk menghadap atau membelakangi kiblat, kecuali jika berada di dalam bangunan yang tertutup. Saat buang hajat, disarankan untuk tidak mengangkat penutup aurat hingga benar-benar berada dalam posisi duduk. Nabi Muhammad SAW juga melarang buang air kecil dengan posisi berdiri, kecuali dalam kondisi tertentu yang tidak memungkinkan.

3. Larangan Membawa Nama Allah

Salah satu adab penting saat membuang hajat adalah menjaga kesucian nama Allah. Hindari membawa benda apapun yang bertuliskan nama Allah atau Rasul-Nya ke dalam tempat buang hajat. Selain itu, dianjurkan untuk mengenakan penutup kepala ketika masuk ke kamar mandi sebagai bentuk penghormatan.

4. Doa Sebelum dan Sesudah

Islam mengajarkan untuk selalu mengingat Allah, bahkan dalam aktivitas yang terlihat sederhana seperti membuang hajat. Sebelum masuk ke tempat buang hajat, bacalah doa:

بِسْمِ اللَّهِ أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَابِتِ

"Bismillah, aku berlindung kepada Allah dari setan laki-laki dan setan perempuan."

Setelah selesai dan keluar, dianjurkan membaca doa:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنِّي مَا يُؤْذِينِي وَأَبْقَى فِي مَا يَنْفَعُنِي

"Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan dariku sesuatu yang menyakitiku dan meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagiku."

5. Istinja yang Benar

Membersihkan diri (istinja) setelah membuang hajat adalah bagian dari kebersihan yang sangat ditekankan dalam Islam. Rasulullah SAW memberikan beberapa panduan dalam beristinja:

  • Gunakan air untuk membersihkan area najis.
  • Jika tidak ada air, gunakan tiga butir kerikil sebagai pengganti, dengan jumlah ganjil lebih diutamakan. Cara menggunakannya adalah dengan menggosokkan kerikil tersebut ke area yang kotor hingga bersih.
  • Hindari penggunaan bahan seperti tulang atau kotoran hewan untuk beristinja, sebagaimana dilarang oleh Rasulullah SAW.

Khusus bagi laki-laki, disarankan untuk berdehem sebanyak tiga kali dan mengurut bagian bawah zakar untuk memastikan tidak ada sisa air seni yang tersisa. Jika masih merasa ragu, percikkan sedikit air ke celana dalam untuk menghindari rasa was-was.

6. Hindari Tempat Tertentu

Islam melarang membuang hajat di tempat-tempat yang digunakan untuk mandi atau mencuci, karena dapat menyebabkan rasa was-was terhadap kebersihan tempat tersebut. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

"Janganlah kalian buang air kecil di tempat-tempat yang biasa kalian gunakan untuk mandi, kemudian kalian berwudhu di sana. Karena sesungguhnya, sebagian besar rasa was-was berasal dari tempat-tempat seperti itu."

7. Menjaga Kesucian dan Kebersihan

Setelah selesai membuang hajat, pastikan tubuh, pakaian, dan tempat yang digunakan tetap bersih. Hal ini sangat penting untuk menjaga kesucian dalam beribadah dan beraktivitas sehari-hari.

Adab membuang hajat dalam Islam adalah cerminan ajaran yang menyeluruh, mencakup aspek kebersihan, kesucian, dan penghormatan terhadap Allah SWT. Dengan mengikuti pedoman ini, seorang Muslim tidak hanya menjaga dirinya dari najis, tetapi juga menunjukkan kepatuhan terhadap sunnah Nabi Muhammad SAW. Mari kita terapkan adab ini dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari upaya menjadi pribadi yang lebih baik.


(*)
close