Advertisement
Langgampos.com - Kebersihan dan kesucian merupakan pilar utama dalam ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya bersuci sebagai bagian dari iman. Dalam hadisnya, beliau bersabda:
الْوُضُوءُ شَطْرُ الإِيْمَانِ
(“Bersuci itu merupakan bagian dari iman.”)
Kebersihan tidak hanya menjadi aspek fisik, tetapi juga mencerminkan keimanan seseorang. Dalam sabdanya yang lain, Nabi Muhammad SAW mengatakan:
بُنِيَ الدِّينُ عَلَى النَّظَافَةِ
(“Agama itu didirikan atas kebersihan.”)
Lebih lanjut, beliau mengajarkan bahwa syarat utama diterimanya ibadah, seperti shalat, adalah bersuci. Dalam hadisnya, beliau bersabda:
مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطَّهُورُ
(“Kunci diterima atau sahnya shalat ialah bersuci.”)
Selain itu, Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur'an tentang pentingnya kebersihan:
فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
(“Di dalamnya (masjid) terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersuci.”)
Empat Tingkatan Bersuci
Bersuci dalam Islam memiliki empat tingkatan yang saling melengkapi:
1. Membersihkan Hadats
Bersuci dari hadats adalah tahap dasar yang dilakukan dengan wudhu, mandi, atau tayamum. Ini meliputi pembersihan fisik setelah buang hajat melalui istinja atau mencuci area tubuh tertentu untuk menghilangkan najis.
2. Membersihkan Anggota Tubuh dari Perbuatan Dosa
Tingkatan ini menuntut seseorang menjaga anggota tubuh dari perbuatan yang dilarang, seperti berbohong, mencuri, atau melakukan tindakan yang merugikan orang lain.
3. Membersihkan Hati dari Akhlak Tercela
Kebersihan hati sangat penting dalam Islam. Hati harus dibersihkan dari sifat iri, dengki, sombong, dan sifat buruk lainnya, agar dapat dihiasi dengan sifat-sifat terpuji seperti keikhlasan, kerendahan hati, dan kasih sayang.
4. Membersihkan Jiwa dari Segala Sesuatu Selain Allah
Tingkatan tertinggi dari bersuci adalah mencapai kesucian jiwa dengan fokus hanya kepada Allah SWT. Ini adalah tingkatan para Nabi dan orang-orang shiddiqin yang hidupnya sepenuhnya didedikasikan untuk Allah.
Bersuci: Takhalli dan Tajalli
Proses bersuci melibatkan dua langkah utama:
- Takhalli: Pengosongan diri dari segala keburukan dan dosa.
- Tajalli: Pengisian diri dengan amal kebaikan, keimanan, dan ketaatan kepada Allah.
Allah SWT mengingatkan dalam firman-Nya:
قُلِ اللَّهُ ثُمَّ ذَرْهُمْ
(“Katakanlah, 'Allahlah yang menurunkannya.’ Kemudian, biarkanlah mereka.”)
Firman ini menunjukkan pentingnya mengosongkan hati dari hal-hal yang tidak berhubungan dengan Allah, kemudian mengisinya dengan cinta dan ketundukan kepada-Nya.
Pentingnya Kesucian Lahiriah dan Batiniah
Islam tidak hanya menekankan kebersihan lahiriah, tetapi juga batiniah. Membersihkan diri dari hadats adalah langkah awal yang membawa seseorang menuju kesucian hati dan jiwa. Namun, kesucian lahiriah tidak akan bermakna jika tidak disertai dengan kesucian batiniah.
Seseorang yang hanya fokus pada kebersihan fisik, tanpa upaya untuk membersihkan hatinya, tidak akan mencapai hakikat bersuci yang sebenarnya. Kesucian batiniah memerlukan usaha yang terus-menerus dan dedikasi sepanjang hidup.
Tata Cara Bersuci dari Hadats
Bersuci dari hadats melibatkan beberapa langkah:
1. Istinja
Membersihkan area dubur dan kemaluan setelah buang air kecil atau besar dengan air bersih atau bahan yang diperbolehkan dalam syariat.
2. Wudhu
Dilakukan dengan mencuci wajah, tangan, mengusap kepala, dan mencuci kaki sesuai urutan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
3. Mandi Besar
Diperlukan dalam keadaan tertentu, seperti setelah junub atau haid, untuk menghilangkan hadats besar.
4. Tayamum
Sebagai pengganti wudhu atau mandi besar jika tidak ada air atau dalam kondisi tertentu.
Kesimpulan
Bersuci adalah fondasi penting dalam Islam, baik secara fisik maupun spiritual. Dengan bersuci, seorang Muslim tidak hanya membersihkan tubuhnya, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah melalui kebersihan hati dan jiwa. Proses ini memerlukan usaha yang sungguh-sungguh, disiplin, dan niat yang tulus. Sebagai wujud dari iman, kebersihan bukan sekadar kewajiban, tetapi juga cara untuk mencapai ridha Allah SWT.
(*)