Iklan

Sunday, December 1, 2024, December 01, 2024 WIB
Islami

Keutamaan Iman dan Larangan Menisbatkan Nikmat kepada Selain Allah

Baca Juga
Advertisement
Keutamaan Iman dan Larangan Menisbatkan Nikmat kepada Selain Allah



Langgampos.com - Dalam kehidupan, manusia sering kali mengalami berbagai fenomena alam, seperti turunnya hujan. Fenomena tersebut seharusnya menjadi pengingat tentang kebesaran dan rahmat Allah. Namun, sebagian orang justru menisbatkan nikmat tersebut kepada faktor lain, seperti bintang atau benda langit lainnya. Hal ini dijelaskan secara gamblang dalam salah satu hadits Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan ulama lainnya. Hadits ini mengingatkan umat Islam tentang pentingnya menisbatkan segala nikmat kepada Allah semata.

Hadits dan Penjelasannya

Hadits yang dimaksud adalah sabda Nabi Muhammad ﷺ setelah shalat Subuh di Hudaibiyyah pada malam yang sebelumnya turun hujan:

"هَلْ تَدْرُونَ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟"

“Apakah kalian tahu apa yang difirmankan oleh Tuhan kalian?”

Para sahabat menjawab: 

"اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ."

“Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.”

Rasulullah ﷺ bersabda:

"أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ."

“Di antara hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir. Adapun orang yang berkata, ‘Kami diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah,’ maka dia beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang. Namun, yang berkata, ‘Kami diberi hujan karena bintang ini dan itu,’ maka dia kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Kitab Tauhid dan Imam Malik dalam Al-Muwaththa dengan redaksi yang serupa.

Tafsir Ayat Al-Qur’an Terkait

Fenomena menisbatkan nikmat kepada selain Allah juga dijelaskan dalam Al-Qur’an, seperti firman-Nya:

"وَتَجْعَلُونَ رِزْقَكُمْ أَنَّكُمْ تُكَذِّبُونَ"

"Dan kamu mengganti rezeki yang Allah berikan dengan mendustakan (Allah)." (QS. Al-Waqi’ah: 82)

Ayat ini menjadi penegasan bahwa segala bentuk pengingkaran terhadap nikmat Allah adalah bentuk kedurhakaan yang besar.

Makna dan Hikmah Hadits

1. Iman kepada Allah sebagai Pemilik Segala Nikmat

Hujan adalah salah satu bentuk rezeki yang diberikan oleh Allah. Dalam hadits ini, Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa orang yang mengakui hujan berasal dari rahmat Allah menunjukkan keimanannya kepada Allah. Sebaliknya, orang yang menisbatkan hujan kepada bintang menunjukkan kekufuran kepada Allah.

2. Larangan Syirik dan Takhayul

Menisbatkan hujan kepada bintang termasuk bentuk syirik kecil yang dapat mengarah pada kekufuran besar jika diyakini bintanglah yang memberi pengaruh secara mutlak. Rasulullah ﷺ dengan tegas menghapus keyakinan jahiliyah yang menghubungkan fenomena alam dengan benda-benda langit.

3. Syukur sebagai Tanda Iman

Orang yang beriman akan selalu mensyukuri nikmat Allah dan menisbatkannya kepada-Nya. Firman Allah:

"لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ"

"Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu." (QS. Ibrahim: 7)

Penjelasan dari Para Ulama

1. Syarah Al-Qasthalani

Dalam syarah hadits ini, Al-Qasthalani menjelaskan bahwa ucapan seseorang yang menisbatkan hujan kepada Allah adalah tanda iman kepada-Nya. Sebaliknya, ucapan yang menisbatkan hujan kepada bintang menunjukkan kekufuran terhadap nikmat Allah.

2. Imam Malik dalam Al-Muwaththa

Imam Malik menempatkan hadits ini dalam Bab Al-Istisqa’ sebagai pengingat agar manusia tidak bergantung pada bintang dalam berharap turunnya hujan.

3. Ibnu Hajar Al-Asqalani

Dalam kitabnya, Fathul Bari, Ibnu Hajar menegaskan bahwa penyandaran nikmat kepada selain Allah merupakan bentuk pengingkaran terhadap tauhid rububiyah.

Pelajaran dari Hadits

1. Tauhid sebagai Dasar Keimanan

Keimanan yang benar harus meyakini bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, baik nikmat maupun ujian. Fenomena alam seperti hujan adalah bukti kekuasaan Allah.

2. Bahaya Keyakinan Jahiliyah

Rasulullah ﷺ meluruskan keyakinan jahiliyah yang menghubungkan fenomena alam dengan benda langit. Sebagai umat Islam, kita harus menghindari segala bentuk keyakinan yang tidak sesuai dengan tauhid.

3. Syukur dan Pengakuan Nikmat

Mengucapkan syukur dengan menisbatkan nikmat kepada Allah adalah amalan yang disukai oleh Allah. Firman-Nya:

"وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ"

"Dan nikmat apa saja yang ada padamu, maka itu datangnya dari Allah." (QS. An-Nahl: 53)

Kesimpulan

Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa iman kepada Allah mencakup pengakuan bahwa segala nikmat berasal dari-Nya. Turunnya hujan adalah salah satu bentuk rahmat Allah yang tidak boleh dinisbatkan kepada selain-Nya. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran ini, kita dapat menjaga kemurnian tauhid dan menjauhi segala bentuk syirik.

Sebagai umat Islam, mari kita selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan dengan senantiasa mengingat-Nya dalam setiap keadaan. Semoga kita termasuk golongan yang beriman kepada Allah dan senantiasa mensyukuri nikmat-Nya.

(*)
close