Advertisement
Langgampos.com - Lapangan voli pantai di Gor A. Yani, Sumenep, kian memprihatinkan. Rumput liar tumbuh subur di sisi lapangan, jaring pembatas rusak, dan satu tiang net roboh. Hal ini tidak hanya mengurangi estetika fasilitas olahraga, tetapi juga mengganggu latihan atlet yang berpotensi membawa nama baik daerah. Ironisnya, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudparpora) Sumenep, Mohamad Iksan, mengaku belum mengetahui kerusakan tersebut.
Seperti dilaporkan Radar Madura Jawa Pos (8/12/2024), kondisi lapangan di sisi utara bahkan tidak bisa digunakan karena net tidak terpasang akibat tiang yang roboh. Atlet akhirnya hanya memanfaatkan lapangan di sisi selatan, meski kondisi di sana juga jauh dari ideal. Hal ini membuat latihan mereka tidak maksimal, sehingga prestasi olahraga voli pantai Sumenep berpotensi stagnan.
Melansir berita Radar Madura Jawa Pos (14/12/2024), Kepala Disbudparpora, Mohamad Iksan, memberikan tanggapan atas fenomena itu dengan tanggapan yang dinilai santai. Ia menyatakan belum mengetahui secara pasti lapangan mana saja di Gor A. Yani yang membutuhkan perbaikan.
“Nanti akan kami cek semua mana yang butuh perawatan. Kemudian, akan kami perbaiki secara perlahan,” ujarnya.
Pernyataan tersebut justru mendapat kritik dari masyarakat sekitar. Seorang warga yang tinggal di dekat Gor A. Yani menyampaikan kekecewaannya saat diwawancarai oleh Langgampos. “Bertahun-tahun Gor A. Yani dibiarkan begitu saja. Catnya luntur, dindingnya rusak, dan lapangan voli pantai tidak terurus. Kalau malam, Gor ini mirip istana hantu,” katanya, enggan disebutkan namanya.
Warga tersebut menilai bahwa kurangnya perhatian pemerintah terhadap fasilitas olahraga ini mencerminkan ketidakseriusan dalam memajukan sektor olahraga. “Pejabatnya sudah berapa tahun menjabat, tapi masalah begini masih bilang ‘akan’. Dari kemarin-kemarin ke mana saja? Kalau pejabat seperti itu masih dipertahankan, entahlah apa yang mau diharapkan dari Sumenep,” tambahnya dengan nada kesal.
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa lapangan olahraga lain di Gor A. Yani juga mengalami nasib serupa. “Coba lihat lapangan bola di sana. Mirip arena karapan sapi. Ini bukan soal anggaran saja, tapi soal niat dan tanggung jawab. Jangan sampai atlet kita jadi korban,” tuturnya.
Disbudparpora selama ini berkomitmen untuk meningkatkan prestasi olahraga daerah dan menyediakan fasilitas yang memadai. Namun, kondisi lapangan voli pantai ini menunjukkan ketidaksesuaian antara janji dan realita. Tanpa perbaikan signifikan, target peningkatan prestasi olahraga Sumenep hanya akan menjadi angan-angan.
Publik kini menanti langkah nyata dari pemerintah, khususnya Disbudparpora, untuk merawat fasilitas olahraga seperti Gor A. Yani. Sebagai fasilitas publik, lapangan ini seharusnya menjadi tempat yang layak untuk latihan maupun kompetisi, bukan sekadar simbol kosong tanpa perawatan.
Kondisi lapangan voli pantai di Gor A. Yani menjadi bukti nyata perlunya evaluasi kinerja pejabat terkait. Harapan masyarakat Sumenep tidak hanya tertuju pada perbaikan fisik lapangan, tetapi juga pada reformasi pengelolaan fasilitas olahraga agar prestasi atlet tidak terhambat oleh minimnya perhatian pemerintah.
Pernyataan tersebut justru mendapat kritik dari masyarakat sekitar. Seorang warga yang tinggal di dekat Gor A. Yani menyampaikan kekecewaannya saat diwawancarai oleh Langgampos. “Bertahun-tahun Gor A. Yani dibiarkan begitu saja. Catnya luntur, dindingnya rusak, dan lapangan voli pantai tidak terurus. Kalau malam, Gor ini mirip istana hantu,” katanya, enggan disebutkan namanya.
Warga tersebut menilai bahwa kurangnya perhatian pemerintah terhadap fasilitas olahraga ini mencerminkan ketidakseriusan dalam memajukan sektor olahraga. “Pejabatnya sudah berapa tahun menjabat, tapi masalah begini masih bilang ‘akan’. Dari kemarin-kemarin ke mana saja? Kalau pejabat seperti itu masih dipertahankan, entahlah apa yang mau diharapkan dari Sumenep,” tambahnya dengan nada kesal.
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa lapangan olahraga lain di Gor A. Yani juga mengalami nasib serupa. “Coba lihat lapangan bola di sana. Mirip arena karapan sapi. Ini bukan soal anggaran saja, tapi soal niat dan tanggung jawab. Jangan sampai atlet kita jadi korban,” tuturnya.
Disbudparpora selama ini berkomitmen untuk meningkatkan prestasi olahraga daerah dan menyediakan fasilitas yang memadai. Namun, kondisi lapangan voli pantai ini menunjukkan ketidaksesuaian antara janji dan realita. Tanpa perbaikan signifikan, target peningkatan prestasi olahraga Sumenep hanya akan menjadi angan-angan.
Publik kini menanti langkah nyata dari pemerintah, khususnya Disbudparpora, untuk merawat fasilitas olahraga seperti Gor A. Yani. Sebagai fasilitas publik, lapangan ini seharusnya menjadi tempat yang layak untuk latihan maupun kompetisi, bukan sekadar simbol kosong tanpa perawatan.
Kondisi lapangan voli pantai di Gor A. Yani menjadi bukti nyata perlunya evaluasi kinerja pejabat terkait. Harapan masyarakat Sumenep tidak hanya tertuju pada perbaikan fisik lapangan, tetapi juga pada reformasi pengelolaan fasilitas olahraga agar prestasi atlet tidak terhambat oleh minimnya perhatian pemerintah.
(*)