Advertisement
Langgampos.com - Kabupaten Sumenep, yang baru-baru ini mendapat sorotan karena penghargaan yang diraih oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) sebagai kepala perangkat daerah inovatif top 10, seakan menunjukkan bahwa perkembangan daerah ini semakin positif. Namun, di balik berbagai prestasi yang diraih, masalah sosial seperti tingginya angka pengangguran dan kemiskinan masih menjadi perhatian serius.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran terbuka di Kabupaten Sumenep menunjukkan tren yang cukup mengkhawatirkan. Pada tahun 2022, angka pengangguran terbuka tercatat sebesar 1,35%. Meskipun ada sedikit penurunan di tahun 2023 menjadi 1,71%, dan kembali sedikit turun menjadi 1,69% di tahun 2024, hal ini tetap jauh dari ideal. Penurunan yang tidak signifikan ini menunjukkan bahwa masalah pengangguran di Sumenep masih belum dapat diatasi dengan efektif.
Selain pengangguran, angka kemiskinan di Sumenep juga tetap menjadi tantangan besar. Pada tahun 2022, angka kemiskinan tercatat mencapai 206,20 ribu jiwa. Angka ini sedikit menurun menjadi 206,10 ribu jiwa pada tahun 2023 dan turun sedikit lebih lagi menjadi 196,42 ribu jiwa pada 2024. Namun, penurunan yang sedikit ini tetap menunjukkan bahwa upaya pengentasan kemiskinan di Sumenep belum optimal, meskipun berbagai penghargaan telah diraih oleh pemerintah daerah.
Dalam beberapa penelitian dan laporan, keberhasilan daerah dalam memperoleh penghargaan seharusnya tidak hanya dinilai dari prestasi administratif atau anggaran, tetapi juga dari dampak nyata terhadap kesejahteraan masyarakat. Penghargaan yang diterima, meskipun mencerminkan inovasi dan kepemimpinan dalam beberapa aspek, seharusnya diikuti dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Jika tidak, penghargaan tersebut bisa jadi hanya menjadi simbol tanpa dampak yang berarti.
Menanggapi kondisi ini, banyak warga Sumenep yang merasa bahwa meskipun Bupati telah memiliki visi dan misi yang bagus, implementasinya belum optimal.
"Bupatinya tidak salah. Dia sudah memiliki visi yang bagus, cuma pejabatnya di bawahnya yang tidak memiliki kreasi dan inovasi yang tinggi dalam menerjemahkan visi tersebut," ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Pernyataan ini mencerminkan harapan masyarakat terhadap para pejabat yang lebih ahli dan berdedikasi dalam bidangnya, serta mampu menciptakan inovasi yang membawa perubahan nyata bagi masyarakat Sumenep. Masyarakat menginginkan agar pemimpin yang terpilih pada pilkada tahun ini dapat lebih fokus pada peningkatan kesejahteraan, dengan memperhatikan sektor-sektor seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang dapat mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.
Sumenep memiliki potensi yang besar dengan keberagaman budayanya, namun hal tersebut perlu digerakkan oleh para pejabat yang memiliki kreativitas dan kapasitas yang lebih tinggi dalam merumuskan kebijakan dan merancang program-program yang berdampak langsung bagi kesejahteraan rakyat. Masyarakat berharap agar penghargaan-penghargaan yang diraih dapat menjadi awal bagi perubahan yang lebih besar, bukan hanya sekadar prestasi administratif semata.
(*)