Iklan

Friday, February 7, 2025, February 07, 2025 WIB
Last Updated 2025-02-10T13:31:22Z
Economy

Rupiah Hari Ini Menguat tetapi Ancaman Pelemahan Masih Bayangi Pasar

Read To
Advertisement
Rupiah Hari Ini Menguat tetapi Ancaman Pelemahan Masih Bayangi Pasar



Langgampos.com - Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencatatkan penguatan tipis pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (7/2/2025). 

Rupiah naik sebesar 7 poin atau 0,04 persen ke level 16.334 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya di angka 16.341 per dolar AS. 

Meski mengalami kenaikan, rupiah masih rentan terhadap pelemahan akibat berbagai faktor eksternal.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai bahwa penguatan rupiah ini masih bersifat sementara. Menurutnya, kebijakan ekonomi Amerika Serikat, terutama yang diterapkan oleh pemerintahan Donald Trump, masih berpotensi menekan rupiah dalam jangka pendek.

Dampak Kebijakan Tarif AS Terhadap Rupiah

Salah satu kebijakan yang berpotensi memengaruhi nilai tukar rupiah adalah kenaikan tarif impor yang diberlakukan oleh AS. 

Trump baru saja menunda penerapan kebijakan tarif terhadap Kanada dan Meksiko selama 30 hari. Namun, setelah periode tersebut, kebijakan ini tetap akan dijalankan.

Di sisi lain, Trump juga berencana mengenakan tarif terhadap negara-negara Uni Eropa (EU) yang dianggapnya telah memberikan perlakuan tidak adil terhadap AS dalam perdagangan internasional. Menurutnya, kebijakan pajak dan tarif dari EU telah menyebabkan defisit perdagangan yang besar bagi AS.

Selain itu, AS juga telah menerapkan tarif bea masuk sebesar 10 persen untuk seluruh barang impor dari Tiongkok. Kebijakan ini diperkirakan akan meningkatkan inflasi di AS, sehingga memengaruhi kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed). 

Ariston menjelaskan bahwa jika inflasi meningkat, The Fed kemungkinan akan membatasi pemangkasan suku bunga acuannya, yang pada akhirnya dapat memperkuat dolar AS dan menekan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

Ketidakpastian Global dan Dampaknya Terhadap Pasar

Tidak hanya kebijakan tarif, beberapa langkah kontroversial lain yang diambil oleh pemerintahan Trump juga menambah ketidakpastian di pasar global. Di antaranya, rencana mengambil alih Jalur Gaza dan Terusan Panama hingga keputusan menutup United States Agency for International Development (USAID). 

Kebijakan-kebijakan tersebut diperkirakan akan meningkatkan ketegangan geopolitik dan memicu goncangan dalam perekonomian global.

Ketidakpastian ini membuat pelaku pasar cenderung mencari aset yang lebih aman, seperti dolar AS dan emas. Akibatnya, permintaan terhadap dolar meningkat, yang berpotensi menekan rupiah kembali ke zona pelemahan dalam waktu dekat.

Prospek Pergerakan Rupiah

Ariston memperkirakan bahwa meskipun rupiah dibuka menguat hari ini, tekanan terhadap mata uang Garuda masih cukup besar. Ia memproyeksikan rupiah berpotensi melemah menuju level 16.400 per dolar AS, dengan level support berada di kisaran 16.280 per dolar AS.

Dengan berbagai faktor eksternal yang masih bergejolak, pelaku pasar diharapkan terus mencermati perkembangan global yang dapat berdampak pada nilai tukar rupiah. 

Langkah-langkah kebijakan dari pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia juga akan menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.


(*)
close