Jumlah ini jauh dari pengajuan awal Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sumenep yang mencapai Rp8 miliar.
Kepala Bidang Air Minum dan PLP Dinas PUTR Sumenep, Dedi Falahudin, mengatakan pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Kepala Bidang Air Minum dan PLP Dinas PUTR Sumenep, Dedi Falahudin, mengatakan pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Permohonan tersebut mencakup deskripsi permasalahan banjir, termasuk keterbatasan drainase yang menghambat aliran air di kawasan tersebut.
“Pengajuan sudah dikirim sejak Desember lalu, tetapi kami tidak bisa memastikan kapan akan mendapatkan respons dari pemerintah pusat,” ujar Dedi, Rabu (12/3/2025).
Bagi-bagi Sarung dan Mukena dapat Anggaran 700 Juta
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Sumenep mengalokasikan anggaran sebesar Rp700 juta untuk pembagian sarung dan mukena kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam rangka menyambut Ramadhan 1446 Hijriah.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Kabupaten Sumenep, Kamiluddin, mengatakan anggaran ini bersumber dari APBD 2025, dengan besaran yang sama seperti tahun sebelumnya.
"Anggarannya sekitar Rp700 juta dari APBD Sumenep 2025. Anggaran ini sama seperti tahun lalu, hanya jumlah penerima dan item yang diterima berbeda," ujar Kamiluddin, Jumat (7/2/2025).
Tahun ini, sekitar 800 tokoh agama dan tokoh masyarakat akan menerima bantuan berupa sarung dan mukena. Pada tahun sebelumnya, selain sarung dan mukena, penerima juga mendapatkan baju.
Penyaluran bantuan akan dilakukan dalam acara silaturahmi dan tausiah, dengan sasaran utama guru ngaji, kiai pesantren, serta tokoh masyarakat dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Saat ini, proses pendataan penerima masih berlangsung dan terus dikoordinasikan dengan Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo.
"Kami terus berkoordinasi dengan Bupati Sumenep terkait kemungkinan penambahan penerima di bulan penuh berkah ini," tutupnya.
Program pembagian sarung dan mukena ini menjadi agenda tahunan Pemkab Sumenep dan tidak mengalami pemangkasan anggaran meskipun ada efisiensi di sektor lain.
“Pengajuan sudah dikirim sejak Desember lalu, tetapi kami tidak bisa memastikan kapan akan mendapatkan respons dari pemerintah pusat,” ujar Dedi, Rabu (12/3/2025).
Menurutnya, penyebab utama banjir di Kecamatan Pragaan adalah penyempitan saluran di ujung muara yang mengarah ke laut, sehingga aliran air tersumbat.
Berdasarkan kajian, dibutuhkan anggaran Rp8 miliar untuk menuntaskan permasalahan ini.
“Surat permohonan sudah masuk dan harapannya bisa mendapatkan perhatian lebih. Namun, pada 2025 ini, anggaran yang tersedia hanya Rp200 juta,” tambahnya.
Dengan keterbatasan anggaran tersebut, penanganan banjir diperkirakan belum dapat berjalan optimal.
“Surat permohonan sudah masuk dan harapannya bisa mendapatkan perhatian lebih. Namun, pada 2025 ini, anggaran yang tersedia hanya Rp200 juta,” tambahnya.
Dengan keterbatasan anggaran tersebut, penanganan banjir diperkirakan belum dapat berjalan optimal.
Pemerintah daerah diharapkan mencari solusi lain agar bencana tahunan ini tidak terus berulang.
Bagi-bagi Sarung dan Mukena dapat Anggaran 700 Juta
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Sumenep mengalokasikan anggaran sebesar Rp700 juta untuk pembagian sarung dan mukena kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam rangka menyambut Ramadhan 1446 Hijriah.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Kabupaten Sumenep, Kamiluddin, mengatakan anggaran ini bersumber dari APBD 2025, dengan besaran yang sama seperti tahun sebelumnya.
"Anggarannya sekitar Rp700 juta dari APBD Sumenep 2025. Anggaran ini sama seperti tahun lalu, hanya jumlah penerima dan item yang diterima berbeda," ujar Kamiluddin, Jumat (7/2/2025).
Tahun ini, sekitar 800 tokoh agama dan tokoh masyarakat akan menerima bantuan berupa sarung dan mukena. Pada tahun sebelumnya, selain sarung dan mukena, penerima juga mendapatkan baju.
Penyaluran bantuan akan dilakukan dalam acara silaturahmi dan tausiah, dengan sasaran utama guru ngaji, kiai pesantren, serta tokoh masyarakat dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Saat ini, proses pendataan penerima masih berlangsung dan terus dikoordinasikan dengan Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo.
"Kami terus berkoordinasi dengan Bupati Sumenep terkait kemungkinan penambahan penerima di bulan penuh berkah ini," tutupnya.
Program pembagian sarung dan mukena ini menjadi agenda tahunan Pemkab Sumenep dan tidak mengalami pemangkasan anggaran meskipun ada efisiensi di sektor lain.
(*)