langgampos.com - Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit infeksi serius yang umumnya menyerang paru-paru. Meskipun bisa diobati dengan antibiotik, penyakit ini bisa menjadi sangat berbahaya jika tidak segera ditangani.
Oleh karena itu, memahami gejala, cara penularan, dan pentingnya terapi pencegahan TBC menjadi langkah penting untuk cegah penyakit TBC menyebar luas di masyarakat.
Menurut situs resmi National Health Service (NHS) Inggris, TBC adalah penyakit menular yang gejalanya sering muncul secara perlahan. Gejala umum yang harus diwaspadai antara lain batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu, rasa lelah berkepanjangan, demam atau berkeringat di malam hari, hilang nafsu makan, penurunan berat badan, serta perasaan tidak enak badan secara umum. Anak-anak yang terinfeksi TBC juga bisa mengalami kesulitan bertambah berat badan atau tumbuh dengan normal.
Selain menyerang paru-paru, TBC juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain seperti kelenjar getah bening, tulang, hingga otak.
Menurut situs resmi National Health Service (NHS) Inggris, TBC adalah penyakit menular yang gejalanya sering muncul secara perlahan. Gejala umum yang harus diwaspadai antara lain batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu, rasa lelah berkepanjangan, demam atau berkeringat di malam hari, hilang nafsu makan, penurunan berat badan, serta perasaan tidak enak badan secara umum. Anak-anak yang terinfeksi TBC juga bisa mengalami kesulitan bertambah berat badan atau tumbuh dengan normal.
Selain menyerang paru-paru, TBC juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain seperti kelenjar getah bening, tulang, hingga otak.
Jika itu terjadi, gejalanya bisa meliputi pembengkakan kelenjar, nyeri pada tubuh atau sendi, sakit perut atau panggul, konstipasi, urin berwarna gelap, sakit kepala, muntah, hingga kebingungan atau leher yang kaku. Bahkan, bisa muncul ruam di wajah atau bagian tubuh lainnya.
Menariknya, TBC tidak selalu menunjukkan gejala. Kondisi ini disebut sebagai TBC laten, di mana bakteri TBC sudah ada di dalam tubuh tetapi belum aktif menyebabkan penyakit.
Menariknya, TBC tidak selalu menunjukkan gejala. Kondisi ini disebut sebagai TBC laten, di mana bakteri TBC sudah ada di dalam tubuh tetapi belum aktif menyebabkan penyakit.
Jika tidak diobati, TBC laten dapat berkembang menjadi TBC aktif yang lebih berisiko menular dan memicu komplikasi serius.
Untuk itu, terapi pencegahan TBC sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang termasuk kelompok berisiko tinggi seperti anak-anak, orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, atau mereka yang tinggal serumah dengan penderita TBC.
Untuk itu, terapi pencegahan TBC sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang termasuk kelompok berisiko tinggi seperti anak-anak, orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, atau mereka yang tinggal serumah dengan penderita TBC.
Terapi ini dilakukan dengan pemberian antibiotik tertentu untuk mencegah TBC laten berkembang menjadi aktif.
Vaksin BCG juga tersedia untuk memberikan perlindungan, terutama bagi anak-anak di daerah endemis. Namun, pencegahan tetap menjadi langkah utama.
Vaksin BCG juga tersedia untuk memberikan perlindungan, terutama bagi anak-anak di daerah endemis. Namun, pencegahan tetap menjadi langkah utama.
Dengan mengenali gejala lebih awal, melakukan skrining secara berkala, serta mengikuti program terapi pencegahan TBC, masyarakat dapat bersama-sama cegah penyakit TBC dan menekan angka penyebarannya.
(*)